Semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, serta tumbuhnya usaha perhotelan di Indonesia, membuat pariwisata menjadi sektor yang menggairahkan perekonomian Indonesia dan sumber penerimaan negara. Beberapa daerah memilki daya tarik wisata tersendiri, seperti Makassar dan wilayah Indonesia bagian Timur lainnya.
Agar sektor pariwisata menjadi sumber penerimaan negara, industri pariwisata perlu meningkatkan daya saing, antara lain melalui sertifikasi. Peningkatan daya saing ini kian penting bagi industri pariwisata Indonesia menjelang dan pada saat perdagangan bebas Asean atau MEA diterapkan mulai akhir tahun 2015 ini.
Guna meningkatkan daya saing pariwisata nasional, pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah RI No 52 Th 2012 Pasal 16 mengenai Pengembangan Sertifikasi Usaha, Peraturan Pemerintah RI No 52 Th 2012 Pasal 17 mengenai Penerapan Standar Usaha Pariwisata dan Permen Parekraf No PM.53/HM.001/MPEK/2013, serta Permen Parekraf No 6/2014 mengenai Standar Usaha Hotel.
Mendukung pelaksanaan peraturan tersebut, Kementerian Pariwisata menunjuk Sucofindo sebagai salah satu Lembaga Sertifikasi Usaha yang melakukan audit dan sertifikasi Usaha Hotel di wilayah Indonesia melalui Keputusan Menteri No. KM-32/HK.501/MPEK/2014 tgl. 1 Juli 2014.
Sebagai perusahaan sertifikasi yang berpengalaman, Sucofindo memberikan informasi-informasi terbaru mengenai standar manajemen kualitas maupun standar lain yang relevan dengan proses bisnis organisasi/perusahaan. Dalam pelayanannya, Sucofindo memberikan jasa “One Stop Services” dengan biaya yang kompetitif dan waktu yang efisien. “Sucofindo memberikan saran, masukan, pendapat serta rekomendasi untuk perbaikan sistem internal perusahaan maupun perbaikan berkelanjutan/continuous improvement,” kata Sufrin Hannan, Direktur Komersial PT. SUCOFINDO (PESERO), dalam seminar Pariwisata di Makassar, Selasa (29/9).
Sekadar informasi, pada Rabu, 29 September 2015, Sucofindo terlibat sebagai salah satu pendukung acara seminar Pariwisata di Makassar bertema “Memajukan Industri Pariwisata di Timur Indonesia untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi”, yang dihadiri oleh pelaku usaha hotel, tur dan biro perjalanan dan pelaku industri pariwisata lainnya.
Seminar ini dibuka oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan menghadirkan Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai Key Note Speaker serta dihadiri oleh narasumber dari Perhimpunan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Dinas Pariwisata setempat, dan Sucofindo.
Pada pemaparannya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa kementeriannya memiliki visi “Terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.” Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia saat ini masih kalah dengan Thailand dan Malaysia, meski dari sisi sumber daya alam dan potensi pariwisata budayanya, pariwisata Indonesia tidak kalah dengan kedua negara tersebut.
Menurut Menteri Pariwisata, salah satu yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah ialah melakukan branding dan meningkatkan mutu pelayanan jasa pariwisata Indonesia